Setiap orang
memiliki cita-cita. Penulis pun memiliki cita-cita. Untuk mencapai cita-cita tersebut, diperlukan tahapan yang jelas dalam meraih cita-cita tersebut. Berikut ini adalah cita-cita
diri penulis.
No
|
Tahap
|
Umur
|
Cita-Cita
|
1
|
Tahap Kerja dan Studi
Lanjut
|
23 tahun – 30 tahun
|
Setelah
lulus sarjana dari ITB, ada dua skenario yang dirancang, yaitu
1.
Langsung lanjut S2
di luar negeri selama 2 tahun dan setelahnya bekerja.
2. Langsung bekerja
dan mencari peluang untuk lanjut studi S2
|
2
|
Tahap Wirausaha Produktif
|
31 tahun – 40 tahun
|
Pada
tahap ini, wirausaha yang dibangun sudah mantap untuk dijalankan. Penulis
pada tahap ini sudah tidak lagi bekerja di bawah orang lain. Penulis beralih
karir ke wirausaha bidang kuliner.
|
3
|
Tahap Manajerial
|
41 tahun – 50 tahun
|
Pada
tahap ini, penulis sudah menjadi investor. Pekerjaan penulis yang dilakukan
pada tahap ini sifatnya lebih ke mengelola kekayaan.
|
4
|
Tahap Hasil Investasi
|
> 50 tahun
|
Pada
tahap ini, penulis menikmati hasil kerja yang diperoleh selama tiga tahap
sebelumnya. Hasil tersebut digunakan baik untuk pribadi maupun untuk beramal
dan untuk bangsa dan negara.
|
SMART merupakan singkatan dari Specific, Measurable, Achievable, Realistic, dan Timescaled. SMART dalam hal ini
digunakan untuk menganalisis cita-cita diri penulis. Bentuk SMART dari
cita-cita saya.
Elemen
|
Penjabaran
|
Specific
|
1.
Pada tahap kerja
dan studi lanjut, penulis hendak lanjut studi S2 di luar negeri dan bekerja.
2.
Pada tahap
wirausaha produktif, penulis hendak wirausaha di bidang kuliner.
3.
Pada tahap
manajerial, penulis hendak menjadi investor.
4.
Pada tahap hasil investasi,
penulis menikmati hasil kerja dari tiga tahap sebelumnya.
|
Measurable
|
1.
Pada tahap kerja
dan studi lanjut, ukuran lanjut studi S2 adalah studi dilakukan di luar
negeri selama 2 tahun. Ukuran bekerja yang akan dilakukan penulis adalah
penulis bekerja di perusahaan nasional.
2.
Pada tahap
wirausaha produktif, ukuran wirausaha yang hendak dijalankan penulis adalah
wirausaha di bidang kuliner dengan keuntungan 50 juta per bulan dengan
mempekerjakan 10 orang pegawai dengan skala kota pada awal usaha. Wirausaha
ini tentunya akan terus dikembangkan.
3.
Pada tahap
manajerial, ukuran investasi yang dilakukan penulis adalah investasi di pasar
modal di sector rill di bursa efek nasional maupun internasional.
4.
Pada tahap hasil
investasi, penulis mampu menyekolahkan anak-anak penulis ke luar negeri
sampai strata dua (S2).
|
Achievable
|
1.
Untuk bekerja
maupun lanjut studi S2, penulis perlu memliki nilai TOEFL yang baik, yaitu
sekitar 550.
2.
Untuk memulai
wirausaha, penulis perlu mengumpulkan modal setidaknya sebesar 50 juta rupiah
dari hasil kerja dan orang-orang yang mau menjadi mitra maupun pegawai.
3.
Untuk memulai
karir menjadi investor, penulis perlu mengumpulkan modal setidaknya 1 milyar
dari hasil wirausaha.
4.
Dengan wirausaha
dan investasi yang berkelanjutan, pada tahap hasil investasi, penulis dapat
menikmati hasil kerja yang dilakukan pada tiga tahap sebelumnya.
|
Realistic
|
1.
Untuk memperoleh
skor 550 pada TOEFL, penulis perlu belajar bahasa inggris secara
berkelanjutan selama kuliah.
2.
Untuk mengumpulkan
modal dalam memulai wirausaha, penulis menyisihkan 10% dari gaji kerja
(asumsi gaji penulis 5 juta rupiah per bulan)
3.
Untuk mengumpulkan
modal dalam memulai investasi, penulis menyisihkan 16,7% dari keuntungan
wirausaha.
4.
Penulis dapat
menikmati hasil kerja yang dilakukan pada tiga tahap sebelumnya, dengan
syarat wirausaha dan investasi yang telah dibangun masih berjalan.
|
Timescaled
|
1.
Tahap kerja dan
studi lanjut diraih penulis pada umur 23 tahun
2.
Tahap wirausaha
produktif diraih penulis pada umur 30 tahun
3.
Tahap manajerial
diraih penulis pada umur 40 tahun
4.
Tahap hasil
investasi diraih penulis pada umur 50 tahun
|
Analisis SWOT dalam hal ini digunakan untuk mengkonsolidasikan hasil analisis diri
sendiri, baik dari sisi
eksternal diri
maupun sisi internal diri. Dalam analisis SWOT, ada empat hal yang dideskripsikan.
S (Strength/Kekuatan)
: Kemampuan internal positif yang dimiliki seseorang
W (Weakness/Kelemahan)
: Aspek internal yang bersifat negatif yang dapat menghambat peluang kesuksesan
seseorang
O (Opportunity/Peluang)
: Faktor eksternal yang dapat memberikan
peluang untuk kesuksesan seseorang
T (Threat/Ancaman)
: Faktor eksternal yang berpotensi untuk membahayakan seseorang
Setelah SWOT dikembangkan, maka SWOT dapat
digunakan untuk mengevaluasi cita-cita seseorang dan mengidentifikasi strategi potensial untuk
masa depan seseorang. Berikut
ini adalah analisis SWOT diri penulis.
Strength
Memiliki
semangat juang yang cukup tinggi
Prestasi
akademik yang baik (IPK > 3.5)
Senang
membaca dan mendengarkan
Rajin
dan tekun
Dapat
mengatur waktu dengan baik
Bisa
bahasa inggris
Bertanggung
jawab pada diri sendiri
|
Opportunity
Penulis
kuliah di ITB dan hal tersebut menjadi nilai tambah.
Networking
teman sekolah cukup luas.
Perkembangan
teknologi informasi yang pesat
|
Weakness
Sulit
mengingat nama orang, kecuali kalau sudah akrab dengan orang tersebut.
Belum
terbiasa mengambil keputusan dengan cepat.
Kemampuan
kepemimpinan saya masih tertimpa oleh kemampuan manajemen (jadi tidak
mencolok terlihat)
Kemampuan
persuasi kurang baik
Dukungan
finansial kurang baik
|
Threat
Link/jaringan/channel/networking bisnis penulis kurang
Lingkungan
jalanan yang tidak mendukung
Banyak
orang yang memiliki kemampuan lebih daripada diri penulis
Persaingan
kerja semakin ketat
Maraknya
tindakan KKN
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar